ZONAINDUSTRI.COM | Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa peningkatan produktivitas nasional menjadi faktor kunci dalam memperkuat daya saing Indonesia di tengah ketatnya kompetisi global. Hal ini disampaikan saat menghadiri acara Buka Puasa Bersama dan Sharing Session yang digelar Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) di Jakarta, Jumat (14/3).
“Produktivitas adalah tantangan besar kita saat ini. Dalam sepuluh tahun terakhir, pertumbuhannya hanya 25 persen, sementara Tiongkok mampu tumbuh hingga 220 persen,” ujar Yassierli.
Menurut Menaker, tingkat produktivitas Indonesia masih 10 persen di bawah rata-rata negara ASEAN, dengan tren penurunan Total Factor Productivity yang mengindikasikan lemahnya efisiensi produksi nasional.
“Kemampuan kita menghasilkan produk, jasa, dan layanan secara efektif dan efisien masih tertinggal. Ini harus segera dikejar,” tegasnya.
Fokus Pemerintah: Lapangan Kerja dan Produktivitas
Menaker mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar program-program prioritas pemerintah difokuskan pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas nasional. Untuk itu, Kementerian Ketenagakerjaan mengambil peran aktif dalam menjalankan agenda strategis ini.
“Kami ingin menghidupkan kembali semangat produktivitas yang pernah menjadi gerakan nasional di era 70-an. Saat itu, fokus produktivitas dikoordinasikan oleh Badan Produktivitas Nasional,” ungkapnya.
Namun kini, lanjut Yassierli, istilah “produktif” kerap tergantikan oleh frasa seperti “inovatif” atau “efisien”, padahal esensinya tetap sama—meningkatkan output dan kualitas kerja.
Produktivitas Bukan Pemangkasan Tenaga Kerja
Menaker juga menepis anggapan bahwa produktivitas identik dengan efisiensi melalui pemutusan hubungan kerja.
“Produktivitas bukan soal mengurangi pegawai. Justru, ini soal bagaimana meningkatkan output, kinerja, dan nilai tambah. Jika produktivitas naik, maka pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat,” jelasnya.
Seruan Adaptasi Teknologi dan Perubahan Budaya Kerja
Menaker mendorong pelaku usaha, khususnya sektor menengah, untuk bertransformasi menghadapi era digital dan perdagangan bebas. Ia menekankan bahwa tidak ada ruang lagi bagi pendekatan business as usual.
“Kita harus keluar dari pola lama. Kalau tidak, kita akan kalah dalam persaingan global,” katanya.
Lebih dari itu, Menaker menekankan pentingnya reformasi pola pikir dan budaya kerja di semua sektor, termasuk birokrasi dan pendidikan.
“Produktivitas bukan semata penggunaan teknologi mutakhir. Yang paling krusial adalah membangun mindset dan budaya kerja produktif. Dan kami di Kemnaker siap menjadi inisiator gerakan nasional produktivitas,” pungkasnya. ( Kemnaker.go.id )