ZONAINDUSTRI.COM | Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus memperkuat sinergi internasional di bidang ketenagakerjaan yang berdampak langsung bagi kelompok rentan. Dalam pertemuan bilateral dengan Pemerintah Swiss di sela Konferensi Perburuhan Internasional (ILC) ke-113 di Jenewa, kedua negara menyepakati sejumlah agenda kerja sama strategis.
Pertemuan yang berlangsung di Gedung PBB tersebut membahas perluasan akses kerja untuk penyandang disabilitas, penguatan program pemagangan bagi generasi muda, dan pengembangan keterampilan tenaga kerja di sektor energi terbarukan (green jobs).
“Kami ingin kerja sama ini memberi dampak langsung, terutama bagi kelompok yang selama ini menghadapi hambatan di dunia kerja,” ujar Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dalam keterangannya.
Delegasi Indonesia diwakili oleh sejumlah pejabat tinggi Kemnaker, sementara pihak Swiss diwakili oleh Kepala Direktorat Ketenagakerjaan SECO, Jérôme Cosandey.
Salah satu bentuk kerja sama nyata adalah kelanjutan program Renewable Energy Skills Development (RESD) yang telah berjalan sejak 2020. Program ini melatih tenaga kerja di sektor energi hijau di wilayah seperti Aceh, Ambon, Lombok Timur, dan Ternate. Indonesia berharap dukungan Swiss untuk fase lanjutan program ini, khususnya terkait peralatan pelatihan dan keberlanjutan pendanaan.
Selain itu, Indonesia juga menyampaikan ketertarikan terhadap sistem pemagangan Swiss yang dinilai sukses mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja melalui pendekatan budaya dan peran serta keluarga.
Kerja sama ke depan juga meliputi penguatan digitalisasi layanan ketenagakerjaan, sistem pembayaran upah digital, dan akses keuangan bagi wirausaha muda. Dalam bidang teknologi, kedua negara menjajaki kolaborasi lembaga vokasi untuk pengembangan SDM di era kecerdasan buatan (AI).
Sebagai tindak lanjut, Labour Tripartite Dialogue ke-5 akan digelar pada 21–24 Oktober 2025 di Bern, Swiss. Forum ini akan menyusun Roadmap Kerja Sama Indonesia–Swiss 2025–2026 serta rencana aksi yang konkret dan terukur.
“Kerja sama ini adalah langkah strategis menuju ketenagakerjaan yang adil, adaptif, dan inklusif — sejalan dengan arah pembangunan Indonesia,” pungkas Menaker Yassierli.
Sumber: Kemnaker RI