ZONAINDUSTRI.COM | Di tengah gelombang demonstrasi atau aksi unjuk rasa yang terus bergulir di berbagai kota Indonesia, ada dua kelompok yang kerap terabaikan dalam diskusi publik: polisi dan tenaga medis. Mereka berada di garis depan, menghadapi situasi penuh tekanan, bentrokan fisik, dan ancaman kekerasan.
Di balik seragam dan peralatan medis, mereka menyimpan potensi trauma yang bisa berkembang menjadi Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Gangguan ini bukan hanya mengganggu kesehatan mental, tetapi juga berdampak pada kinerja dan kualitas hidup jangka panjang.
Secara global, prevalensi PTSD pada populasi dewasa berkisar antara 1,9% hingga 8,8%, dengan angka lebih tinggi pada perempuan (10–12%) dibanding laki-laki (5–6%)1.
Di Indonesia, sebuah studi terhadap petugas rescue PT Freeport Indonesia menunjukkan bahwa 10,48% dari mereka mengalami gejala PTSD, terutama akibat paparan berulang terhadap peristiwa traumatis seperti kecelakaan berat dan kematian2.
Meski belum ada data spesifik tentang PTSD pada polisi dan tenaga medis saat demonstrasi, situasi yang mereka hadapi sangat mirip: tekanan tinggi, ekspektasi publik, dan paparan kekerasan langsung.
Pencegahan dan deteksi dini menjadi langkah krusial. Pemerintah dan institusi terkait perlu menerapkan skrining psikologis rutin, pelatihan coping mechanism, dan sesi debriefing pasca demonstrasi.
Penggunaan instrumen seperti PTSD Checklist DSM-5 (PCL-5) dapat membantu identifikasi dini. Selain itu, dukungan sosial, akses terhadap layanan konseling, dan pemanfaatan telepsikiatri di daerah terpencil dapat memperkuat sistem perlindungan mental bagi petugas lapangan.
Sudah saatnya kita memandang kesehatan mental sebagai bagian integral dari sistem keamanan dan kesehatan nasional. Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi, tetapi dampaknya terhadap jiwa mereka yang menjaga dan merawat di tengah kekacauan harus menjadi perhatian serius. Perlindungan psikologis bukan hanya bentuk empati, tetapi juga investasi untuk menjaga ketahanan institusi dan kemanusiaan.
Rujukan
1. Jonathan I Bisson, Sarah Cosgrove, Catrin Lewis & Catrin Lewis. Post-traumatic stress disorder. British Medical Journal; 2015.
2. Suryanto dkk. Pengaruh Mental Workload Dan Gejala Post-Traumatic Stress Disorder (Ptsd) Terhadap Kinerja Petugas Rescue Di Pt Freeport Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen dan Bisnis, Vol. 8 No. 1, Januari 2022
Disusun oleh Boy Hidayat, Praktisi Kedokteran Kerja