ZONAINDUSTRI.COM | Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi kinerja PT Yuasa Battery Indonesia sebagai salah satu pabrikan aki terbesar di Tanah Air. Perusahaan ini dinilai berkontribusi signifikan dalam memperkuat sektor industri nasional, khususnya industri komponen otomotif.
“Yuasa telah menunjukkan kapasitas produksi yang luar biasa, yaitu sekitar 9 juta unit aki motor dan 1,2 juta unit aki industri per tahun,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (26/5).
Yuasa memproduksi berbagai jenis baterai seperti aki kering (maintenance-free), aki basah, hingga baterai industri tipe Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dan deep cycle. Seluruh produk telah memenuhi standar nasional dan internasional, serta didukung laboratorium uji mutu bersertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015.
Tak hanya kuat di pasar domestik, Yuasa juga telah menembus pasar ekspor dengan kontribusi sekitar 20% dari total produksinya ke Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Di dalam negeri, distribusi produknya ditopang oleh lebih dari 47 cabang dan dealer resmi.
Menperin menilai, kontribusi Yuasa turut mendorong nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia yang pada 2023 mencapai USD 255,96 miliar, tertinggi sepanjang sejarah, menjadikan Indonesia sebagai negara manufaktur ke-12 terbesar dunia dan terbesar di ASEAN.
“Saya yakin, Yuasa termasuk yang memberikan kontribusi terhadap capaian MVA ini,” ungkap Agus.
Pada Triwulan I-2025, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tercatat 4,31%, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 17,50%. Kenaikan ini menunjukkan bahwa klaim Indonesia mengalami deindustrialisasi tidak berdasar. “Saya ingin menantang siapa pun yang menyebut Indonesia sedang mengalami deindustrialisasi—data justru menunjukkan kebalikannya,” tegasnya.
Dengan rasio kepemilikan mobil (car ownership ratio) Indonesia sebesar 99 per 1.000 penduduk, potensi pertumbuhan pasar kendaraan bermotor dan komponennya masih sangat besar. Angka ini jauh di bawah Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211). Namun, Indonesia mencatatkan penjualan domestik tertinggi di kawasan.
Potensi pasar ini, menurut Agus, menjadi peluang besar bagi Yuasa untuk memperluas penetrasi pasar. Terlebih, pemerintah kini tengah mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan seperti hybrid dan kendaraan listrik.
“Kami harap Yuasa terus berinovasi untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) yang ingin kami capai lebih cepat, yakni pada 2050,” kata Menperin.
Selain produk, Yuasa juga berperan penting dalam membentuk ekosistem industri nasional melalui kemitraan dengan pelaku industri hulu dan hilir, dari pemasok bahan baku lokal hingga penyedia sistem energi cadangan untuk sektor telekomunikasi dan keuangan.
Dalam kesempatan tersebut, Menperin menyampaikan empat harapan kepada Yuasa:
-
Meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui otomatisasi, digitalisasi, dan penguatan SDM;
-
Memperluas pasar ekspor dan menjadi export champion;
-
Mengadopsi prinsip industri hijau, termasuk meraih sertifikasi Green Industry Label;
-
Bersinergi dalam ekosistem baterai nasional, mendukung transisi energi dan elektrifikasi kendaraan.
“Kami siap mendukung penuh melalui pelatihan SDM, promosi dagang, dan fasilitasi transformasi industri,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Menperin menyatakan keyakinannya bahwa PT Yuasa Battery Indonesia akan terus berperan strategis dalam menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh dan berkelanjutan.
(Kemenperin.go.id)