KARAWANG – ZONAINDUSTRI.COM – Sejumlah mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) penerima beasiswa KIP Kuliah (KIP-K) hingga pertengahan Juni 2025 belum juga menerima pengembalian Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sebelumnya mereka bayarkan saat daftar ulang. Persoalan ini mencuat dalam forum diskusi terbuka yang digelar di Kampus Unsika, dan turut dihadiri oleh Rama, perwakilan Forum PIP Unsika, serta Rizky Abdul, Ketua Forum KIP-K Unsika.
Menurut Rama, pengembalian UKT bagi mahasiswa penerima KIP-K sebetulnya merupakan mekanisme standar nasional. Mahasiswa baru diwajibkan membayar UKT terlebih dahulu saat resmi diterima, lalu dana tersebut akan dikembalikan apabila mahasiswa lolos sebagai penerima KIP-K.
“Pengumuman penerima KIP-K memang keluar setelah mahasiswa resmi diterima. Jadi mereka harus bayar UKT dulu di awal. Kalau nanti dinyatakan lolos sebagai penerima, dananya akan dikembalikan. Tapi ada syarat: mahasiswa harus mengisi link data pengembalian. Sayangnya, ada beberapa yang terlewat,” ujar Rama kepada awak media.
9 Mahasiswa Terdata Belum Menerima Pengembalian UKT
Hingga berita ini ditulis, sedikitnya 9 mahasiswa tercatat belum menerima pengembalian dana UKT. Rama menduga hal ini terjadi lantaran mereka tidak sempat mengisi formulir pengajuan, atau kurang mendapat informasi resmi dari kampus.
“Kemungkinan besar mereka tertinggal informasi dan tidak sempat mengisi link. Tapi mereka masih bisa ajukan kembali di batch selanjutnya. Kesempatannya masih terbuka,” tambahnya.
Kendala Administratif Terkait Perubahan Struktur Kementerian
Lebih lanjut, Rama menyebut bahwa perubahan struktur kementerian turut berdampak pada pelaksanaan program KIP-K tahun ini. Pergantian tersebut menyebabkan perlambatan pada proses administrasi dan distribusi dana di berbagai kampus, termasuk Unsika.
Meski demikian, ia memastikan bahwa dana bantuan tetap tersedia, dan pencairannya sangat bergantung pada ketelitian mahasiswa dalam mengikuti alur yang telah ditetapkan.
Ketua Forum KIP-K: Sistem Lama Terlalu Manual, Mahasiswa Dirugikan
Ketua Forum KIP-K Unsika, Rizky Abdul, dalam pernyataannya mendorong pihak kampus untuk berbenah secara sistemik. Ia menyoroti lemahnya transparansi dan lambannya informasi resmi yang diterima mahasiswa, sehingga banyak yang tertinggal dari proses pengajuan.
“Selama ini mahasiswa terlalu bergantung pada info dari mulut ke mulut atau grup WhatsApp tak resmi. Kampus harus punya sistem yang jelas, terbuka, dan tidak menyulitkan mahasiswa. Kalau bisa, jangan lagi manual atau pakai Google Form. Buat sistem internal yang otomatis saja,” tegas Rizky.
Ia juga mengusulkan agar kampus membangun dashboard informasi beasiswa yang dapat diakses seluruh penerima, termasuk status pencairan dan waktu pengembalian dana secara real time.
Desakan Mahasiswa: Transparansi dan Otomatisasi Harus Jadi Prioritas
Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pihak kampus, di antaranya:
•Membuka data dan status penerima KIP-K secara transparan
•Menetapkan jadwal resmi untuk proses pengembalian UKT
•Menyediakan helpdesk fisik dan digital khusus pengaduan beasiswa
Program KIP Kuliah merupakan bagian dari upaya pemerintah memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat tidak mampu. Namun agar manfaatnya benar-benar dirasakan mahasiswa, Unsika dan kampus lain yang menjadi mitra pelaksana diminta untuk menjamin proses distribusi adil, terbuka, dan akuntabel.
Catatan Redaksi: Artikel ini dipublikasikan secara otomatis dan dapat mengalami pembaruan.