ZONAINDUSTRI.COM | Ketua Umum Asosiasi Praktisi Human Resource Indonesia (ASPHRI), Dr. Yosminaldi, SH., MM., melontarkan kritik tajam terhadap pemerintah terkait persoalan pengangguran yang masih tinggi di Indonesia. Menurutnya, narasi yang kerap menyalahkan tenaga kerja kita tidak memiliki kompetensi, merupakan pengalihan isu yang menyesatkan.
“Pengangguran tenaga kerja tidak relevan jika selalu dikaitkan dengan isu kompetensi. Ini bukan semata-mata soal keterampilan, tapi karena tidak adanya lapangan kerja yang tersedia. Dan lapangan kerja itu hanya akan tercipta jika ada investasi yang nyata dan tepat sasaran!” tegas Dosen Pascasarjana MSDM Universitas Pertiwi Bekasi tersebut, dalam keterangannya, Sabtu (15/6).
Yosminaldi yang juga dikenal sebagai Pemerhati kebijakan publik, Politik, Hukum dan Ketenagakerjaan ini menyebutkan bahwa, kegagalan Pemerintah menarik dan menjaga iklim investasi menjadi salah satu akar persoalan struktural yang belum terselesaikan.
Ia menambahkan, tanpa adanya kepastian hukum, stabilitas politik, dan insentif ekonomi yang berkelanjutan, para investor baik dalam negeri maupun asing akan enggan menanamkan modalnya.
“Pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada pencitraan penciptaan lapangan kerja, tetapi harus menunjukkan bukti konkret melalui data realisasi investasi dan dampaknya terhadap serapan tenaga kerja,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung persoalan lain seperti regulasi yang tumpang tindih, birokrasi lambat, hingga isu ketenagakerjaan yang kerap tidak berpihak pada Pekerja maupun Pemberi kerja.
“Kalau tenaga kerja dianggap tidak siap, lalu kenapa lulusan perguruan tinggi, SMK, bahkan yang bersertifikat kompetensi, banyak yang menganggur? Ini bukan soal mereka tidak mampu dan tidak kompeten, tapi karena peluang kerja yang tidak tersedia,” katanya.
Doktor S3 MSDM lulusan Universitas Negeri Jakarta itu menegaskan, solusi atas pengangguran tidak bisa hanya ditimpakan kepada individu pencari kerja. Ia menuntut peran aktif dan reformasi nyata dari Pemerintah (lintas Kementerian terkait), khususnya dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat, aman, dan berpihak pada pembangunan dunia ketenagakerjaan yang inklusif.
“Investasi akan menciptakan lapangan pekerjaan. Tanpa investasi signifikan, jangan harap ada penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Jadi, jangan salahkan rakyat kalau belum bekerja, salahkan sistem dan tata kelola dunia industri dan ketenagakerjaan yang belum bekerja untuk rakyat,” tutup Urang Awak yang sering menjadi Narsum dan Trainer di banyak perusahaan ini. (Red)