ZONAINDUSTRI.COM | Masuknya Indonesia ke dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui diversifikasi mitra global. Keanggotaan ini membuka peluang besar untuk mendorong daya saing industri nasional dan memperluas akses pasar ekspor.
Untuk mendukung langkah tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri BRICS yang digelar di Brasil, mengusung tema “Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance.”
“Pertemuan ini menekankan pentingnya peran inovasi dan teknologi digital dalam pengembangan industri manufaktur yang berkelanjutan. Deklarasi yang dihasilkan mencakup sejumlah poin penting dalam mendorong pembangunan industri yang inklusif dan ramah lingkungan,” ujar Menperin dalam pernyataan resminya, Rabu (21/5) waktu setempat.
Agus menjelaskan, poin-poin utama dalam deklarasi BRICS sejalan dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, antara lain penguatan inovasi teknologi di sektor manufaktur, pengembangan rantai pasok industri yang inklusif, dan percepatan transformasi menuju industri hijau.
Deklarasi BRICS menyoroti dukungan terhadap penerapan teknologi digital dan industri 4.0 sebagai jawaban atas tantangan global, seperti penciptaan lapangan kerja, inklusi sosial, ketahanan pangan dan energi, hingga mitigasi perubahan iklim. BRICS juga menegaskan kontribusi signifikan anggotanya, yang mewakili 45% populasi dunia dan sepertiga PDB global.
“Kesepakatan ini mengukuhkan peran strategis negara anggota dalam ekonomi global. Kami berkomitmen untuk membangun hubungan yang stabil dan saling menguntungkan, sekaligus mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tegasnya.
Indonesia Dukung Kerja Sama Industri Melalui BRICS PartNIR
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga menyatakan dukungan terhadap Partnership for the New Industrial Revolution (PartNIR), platform kerja sama industri antarnegara BRICS. Menperin menyatakan dukungan atas pengembangan poin-poin Deklarasi Utama, Rencana Aksi Kelompok Kerja UKM BRICS 2025–2030, serta pengesahan sejumlah Terms of Reference (ToR), seperti:
– ToR for the SMEs Working Group
– ToR for Digital Transformation of Industry
– ToR on Sovereign AI for Digital Industrialization
– ToR for the Intelligent Manufacturing and Robotics Working Group
“Melalui kerangka kerja ini, kita berharap terjalin kolaborasi yang efisien untuk menjawab tantangan industri global,” tambah Agus.
Ia juga mengapresiasi forum ini sebagai wadah kerja sama antarnegara BRICS yang bersifat terbuka, pragmatis, dan inklusif. Indonesia, lanjutnya, siap memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat transformasi industri dan berkontribusi aktif dalam agenda global.
Kerja Sama Indonesia-Brasil Diperkuat, Fokus pada Energi Terbarukan dan Maritim
Menperin menekankan bahwa Brasil merupakan mitra strategis bagi Indonesia, mengingat kesamaan karakteristik seperti populasi besar dan kekayaan sumber daya alam. Kedua negara telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1953 dan secara konsisten membangun kerja sama di sektor ekonomi dan industri.
“Brasil sudah lebih dulu mengembangkan etanol sebagai bahan bakar, sedangkan Indonesia kini fokus pada biodiesel berbasis CPO seperti B20, B30, dan B40. Sinergi energi terbarukan berbasis nabati seperti biofuel dan etanol ini sangat potensial,” jelasnya.
Di sektor kemaritiman, Agus menyebut Indonesia memiliki potensi besar di bidang perikanan, namun masih kekurangan kapal penangkap ikan skala besar. Oleh karena itu, kerja sama dalam pengembangan industri maritim dinilai strategis untuk memperkuat armada nasional.
Selain itu, Menperin juga mendorong kerja sama pengembangan SDM industri melalui pertukaran pelajar vokasi, program magang, dan kolaborasi pusat pelatihan.
“Melalui BRICS, kita berharap kerja sama dengan Brasil dapat mendongkrak neraca perdagangan, memperkuat daya saing industri, serta menekan defisit perdagangan nasional,” ungkapnya.
Indonesia Peringkat Ke-4 di Antara Negara BRICS dalam Industri Manufaktur
Kinerja industri nasional menunjukkan hasil membanggakan. Berdasarkan data Bank Dunia, Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia mencapai USD 255,96 miliar pada 2023. Angka ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-4 di antara negara BRICS, di bawah China (USD 4.658,79 miliar), India (USD 461,38 miliar), dan Brasil (USD 289,79 miliar).
Indonesia resmi menjadi anggota ke-11 BRICS pada Januari 2025, bergabung setelah Arab Saudi. Saat ini anggota BRICS meliputi: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Indonesia.
(Kemenperin.go.id)