ZONAINDUSTRI.COM | Wilayah Indonesia Timur dinilai masih memiliki potensi besar dalam pengembangan industri manufaktur, termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM). Dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah, seperti hasil laut, minyak atsiri, dan hasil hutan non-kayu, wilayah ini menjadi fokus strategis kebijakan hilirisasi industri nasional.
“Kementerian Perindustrian bertekad menjalankan kebijakan hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Strategi ini telah memberikan dampak positif terhadap investasi, ekspor, dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, di Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Sebagai bentuk implementasi, Kemenperin melalui Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Ambon—unit kerja di bawah binaan BSKJI—aktif memberikan layanan jasa industri kepada pelaku usaha dan masyarakat sekitar.
Beberapa layanan utama BSPJI Ambon meliputi:
- Pembuatan ketel minyak atsiri
- Pengujian laboratorium (kimia, mikrobiologi)
- Kalibrasi dan sertifikasi produk
- Pemeriksaan produk halal
- Konsultasi teknis industri
“Selama lima bulan pertama tahun 2025, BSPJI Ambon telah melayani beragam kebutuhan industri, mulai dari pengujian produk, kalibrasi, hingga pemeriksaan kualitas udara dan kehalalan produk. Ini menunjukkan peran aktif balai dalam mendukung pertumbuhan industri di kawasan timur,” jelas Andi.
Kepala BSPJI Ambon, Sony Fitriajaya, menegaskan komitmennya untuk memperkuat lembaganya sebagai pusat layanan industri di kawasan timur Indonesia.
“Dengan memaksimalkan fasilitas yang tersedia, kami ingin mendorong pertumbuhan industri manufaktur, IKM, dan pengolahan hasil laut secara berkelanjutan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Baru-baru ini, sejumlah Anggota Komisi VII DPR RI meninjau langsung fasilitas BSPJI Ambon. Kunjungan tersebut turut dihadiri Kepala BSKJI. Para legislator mendorong balai ini untuk memperkuat kontribusinya dalam mendorong pemerataan industri di Indonesia Timur.
Ketua Tim Kunjungan Kerja, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menekankan pentingnya pembangunan industri yang adil dan inklusif di wilayah timur. Ia mendorong BSPJI Ambon untuk memperluas layanannya, khususnya bagi UKM dan pelaku ekonomi kreatif.
“Potensi perikanan di wilayah ini baru dimanfaatkan sekitar 16,3 persen. Masih terbuka peluang besar untuk mengembangkan industri pengolahan hasil laut dan meningkatkan nilai tambah produk lokal,” ungkapnya.
Kunjungan tersebut juga diisi dengan peninjauan produk IKM dan workshop pembuatan ketel minyak atsiri, serta laboratorium pengujian dan kalibrasi.
“Semoga ini menjadi awal sinergi yang lebih erat antara Komisi VII DPR RI dan Kementerian Perindustrian dalam memajukan sektor industri di kawasan timur,” pungkas Rahayu.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat basis industri berkelanjutan, mendorong pemerataan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia Timur.
(Kemenperin.go.id)